Minggu, 14 Agustus 2016

Dalam Puisi


kau,
ialah kata yang kini selalu ada
pada rahim waktu dan kepala,
ada kita yang tak pernah nyata

dalam puisi,
mengingatmu tak kenal kata sudah
rindu ialah tumpukan rasa dalam tubuh
lalu sepi akan abadi sendiri

dalam puisi,
matamu dapat menjelma bulan purnama
bibirmu ialah botol anggur yang terbuka
dan kepalamu seperti ombak laut nan ramai

dalam puisi,
kucintai kau dalam-dalam
tak peduli bila kau melukaiku dalam-dalam
ialah aku yang tak keberatan untuk mati

pada kedalaman puisi,
waktu, sepi, dan kata hati
ialah hal yang bisa menghidupi
hati siapa saja yang tlah mati

dalam puisi,
biarkanlah aku memulai mencintaimu tanpa tetapi

Aku hanya seorang gadis yang mencoba menggaris senyum di bibir
mencoba sok-tahu menulis tentang jatuh cinta
padahal, hatinya sedang jatuh luka

-Wid
Jakarta, 12 Agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar