Minggu, 14 Agustus 2016

Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, Aku Iri

di malam hari, yang ada sedikit bintang
aku menemukan diriku penuh oleh rasa kabung
dalam dadaku, merasuk segala ingatan tentang kau
segala ingatan tentang kau yang kutahu

tapi bukan denganku, pejammu berlabuh,
bukan denganku aromamu kaubagi,
bukan denganku hangat tanganmu bersentuh,
bukan denganku hadirmu.

perempuan itu dalam dekapmu,
sehangat selimut beruang menghangatkan tubuhku,
sehangat mentari dalam rengkuhan langit pagi yang biru,
sehangat itu dia dalam pelukmu.

gigil aku menanti suhu hangat tangan itu menyentuhku,
tapi tiada.
tatkala malam datang, kau pergi.
serupa lembayung senja yang tatkala malam datang, dia pergi.

menunggu pagi tak pernah semenyiksa ini,
menunggu pagi tak pernah sesukar ini,
sebelum kau menjelma sebuah kota di kepalaku,
menunggu pagi adalah buang-buang waktu yang berarti.

kini tiada lagi waktu kemarin
genggammu bukan milikku
perempuan yang sedang dalam pelukanmu itu, dia yang miliki genggammu.
genggam yang sehangat tenang daripada semilir angin,
genggam yang takkan pernah dijual di kedai kopi atau toko buku.

Genggam yang kuingin.

lirik lagu ini bukan tentang kau dan perempuanmu,
hanya saja judulnya seperih kelihatannya.

Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, Aku Iri.

-Wid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar