Kamis, 07 Juli 2016

Semestaku Semestamu

kukemas semua barang-barangku yang tertinggal di kepalamu.
kubersihkan segala sisa aromaku di indera penciumanmu.
kukarungkan sisa peluh, dan hangat tubuhku yang pernah menempel di tubuhmu
kuambil kembali satu-per-satu jiwaku di dadamu.

bersiap menyusun kembali tubuhku sendiri. raga dan jiwaku.
lalu pergi dari semestamu.
kau yang memintaku begitu kan?

buntalan berisi kenangan kita tlah kupikul sendiri di bahu kiri.
kau hanya menatap punggungku yang pergi

kemudian masuk kembali tanpa memanggilku untuk memintaku kembali ke semestamu.

kau teralu sibuk dan tengah bersiap merapikan semesta mu tuk kedatangan perempuanmu yang baru.

kau menyingkirkan sisa-sisa aku di semestamu.

aku masih melangkahkan kakiku sempoyongan,
agar menjauh pergi darimu

tubuhmu
kepalamu
aromamu
kenangan kita
segalanya aku bawa,

kupikul di bahu kiri
membawa serta kita yang tiada lagi

kini hanya ada aku yang sedang menyusun kembali semestaku sendiri
semesta yang kini hanya berisi huruf-huruf puitis tentang kita yang mati

tanpa ragamu.

selamat datang, di semestaku.
berisi puisi picisan, tentang kau.

tentang kita.
yang kini hanya tinggal kata-kata.

Jakarta, 28 April 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar