Rabu, 11 Mei 2016

Adalah Saya

Saya sering berjalan memutar menemui kesendirian. Bukan karena kesepian, tapi terkadang membutuhkan waktu untuk berkencan dengan diri sendiri yang sering terabaikan. Dalam sendiri, saya dan diri ini terasa lebih dekat. Tak ada topeng yang selama ini saya kenakan ketika berada di sekeliling orang-orang. Dalam sendiri hanya ada kejujuran. Menelanjangi bisu yang gaungnya lantang dalam hati dan pikiran.

Saya paling malas ketika ditanya soal cita-cita dan masa depan. Maka dari itu, biasanya saya tidak pernah menjawabnya. Tapi, hampir satu bulan ini saya hampir gila memikirkan masa depan. "Mau jadi apa?", "Apa iya aku berguna?", "Aku bisa apa memangnya?", dan masih banyak lagi, khawatir terlalu banyak nanti jadi buku.

Begitulah kira-kira yang menghantui kepala saya selama sebulan ini. Soal cinta hanya bagian kecil saja. Bahkan tak sampai 20%. Semua itu bikin kepala saya menjadi paling sumpek sedunia. Mulut saya jadi yang paling cerewet sedunia. Saya merasa jadi orang yang paling bodoh karena melakukan apa saja tak bisa. Soal passion. Ah! Itu apalagi. Saya bahkan tak tahu apa yang saya sukai. Tapi akhirnya saya sadar, sebenarnya yang saya jalani adalah proses, dimana saya akan menemukan siapa sebenarnya diri saya. Lucu memang, bahkan saya tidak mengenali diri saya sendiri. Bayangkan!

Saya mencari jati diri, dengan melakukan ini dan itu, dengan mempelajari ini dan itu. Banyak salahnya memang. Apalagi ketika buku-buku motivasi sudah jadi basi buat saya saat ini. Saya mencari jati diri di tumpukan buku-buku sastra. Buku-buku Agama. Ada titik cerah disana. Dimana saya tahu harus bagaimana, harus melakukan apa, untuk menjadi apa. Kini kepala saya sudah mulai kosong. Dan akan saya isi dengan hal-hal yang saya sukai. Mulut dan jari saya sudah bisu, akan berusaha berbicara jika perlu. Mata saya sebisa mungkin digunakan untuk membaca dan melihat hal-hal baik, kemarin, hari ini, dan sampai saya mati.

Entah apa yang saya tulis kali ini, bukan puisi. Hanya ingin menasehati diri, karena hidup tidak melulu cinta. Hidup harus diisi konsistensi. Mau jadi apa kedepannya dimulai dari apa yang dilakukan hari ini.

Ahh sudahlah!

Jakarta, 11 Mei

Tidak ada komentar:

Posting Komentar