Minggu, 08 Mei 2016

Pada Petang Itu

Percakapan kita kali itu
Tak lebih seperti sepasang kekasih yang berhenti saling percaya
Seperti sepasang rekan politik yang kelak saling menikam
Kau bilang, cinta itu suatu yang statis
Tak akan berubah hingga kelak kita sama-sama beruban
Cinta, katamu, seperti bayi gemuk yang lucu dan akan selalu seperti itu
Tak pernah tahu cara bertumbuh

Aku bilang, cinta itu selalu bergerak
Seperti tanganmu yang perlahan-lahan menggenggan tanganku lalu kemudian melepasnya
Seperti bunga yang kau tanam di perkarangan rumahku
Benih mawar yang mekar di suatu hari yang cerah
Seperti aku yang kekanak-kanakan lalu mendewasa
Tapi kita sama-sama bersikeras tentang cinta
Kita sama-sama teguh atas ketidaktahuan kita
Kita begitu gemar menggenggam apa yang tak kita kenal

Petang itu, kau membuka percakapan tentang keluhan-keluhanmu yang semakin panjang
Aku membukanya dengan tingkah politisi dan perkara negara yang semakin panjang

Kau memesan teh yang terlalu manis
Aku memesan kopi yang terlalu pahit

Petang itu, bayi gemuk yang lucu mati mendadak karena penyakit yang membiarkannya tak pernah tumbuh
Dan aku lupa memberitahumu, mawar diperkarangan rumahku telah lama remuk oleh tanganku sendiri

Jakarta, 08 mei

Tidak ada komentar:

Posting Komentar